Ditlantas Polda Lampung Selamatkan 4.354 Burung Di Tol Lampung
DL/Bandarlampung/Hukum/01122024
---- Berawal dari ada informasi yang masuk ke Polisi
Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas (PJR Ditlantas) Polda Lampung dari LSM Flight bahwa akan ada pengiriman ribuan
burung yang akan melintas tol Lampung, Kamis 28 November 2024, maka Polisi
lantas menindaklajutinya.
Dan dalam operasinya polisi bersama LSM Flight tersebut mengamankan
dua warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Ada tak kurang dari 4.354 ekor burung ilegal dari
berbagai jenis akan diselundupkan digagalkan oleh tim gabungan BKSDA Bengkulu-Lampung,
PJR Polda Lampung, dan SKW III Lampung, Flight
Protecting Birds di ruas Tol Terbanggi -Bakauheni KM 136 sekitar pukul
19.00 WIB.
Petugas menghentikan sebuah minibus Luxio berwarna silver dengan nomor polisi B 1672 NOK. Kendaraan tersebut membawa 111 keranjang buah dan 32 boks kardus yang ternyata berisi 4.354 ekor burung dari berbagai jenis itu.
Dalam operasi itu ditemukan ciblek sebanyak 1.699 ekor,
trucukan 1.190 ekor, gelatik batu 640 ekor, pleci 240 ekor, dan perkutut 105
ekor. Selain itu, terdapat pula 185 ekor cinenen, 42 ekor pelatuk bawang, 66
ekor conin, 25 ekor sogon, dan 11 ekor cipoh.
Beberapa jenis burung lain yang lebih langka, seperti Poksay
Mandarin (5 ekor), Poksay Rambo (3 ekor), Kerakbasi alis hitam (5 ekor), Kepodang
(20 ekor), dan Pentet Kelabu (118 ekor), juga turut diamankan.
Kepala Balai BKSDA Bengkulu-Lampung, Hifzon Zawahiri, SE,
MM, menjelaskan bahwa burung-burung ini diangkut dari Palembang dengan tujuan
Natar, Lampung Selatan.
Diduga kuat, satwa-satwa tersebut akan diperjualbelikan
secara ilegal di pasar burung, mengingat beberapa spesies seperti Poksay dan Pleci
memiliki nilai jual tinggi karena suaranya yang merdu.
“Perdagangan satwa liar tanpa izin tidak hanya melanggar
hukum, tetapi juga membawa dampak buruk pada populasi burung di habitat
aslinya. Operasi ini menjadi bukti pentingnya sinergi antara aparat penegak
hukum dan organisasi konservasi dalam melindungi kekayaan alam Indonesia,” kata
Hifzon, saat dikonfirmasi, Jumat 29 November 2024.
Burung-burung yang disita segera dievakuasi ke tempat
rehabilitasi untuk pemeriksaan kesehatan sebelum dilepasliarkan kembali ke
habitat aslinya.
Sementara itu, dua pelaku yang tertangkap kini sedang
diperiksa lebih lanjut guna mengungkap jaringan perdagangan satwa liar yang
lebih luas.
Operasi ini menyoroti jalur-jalur strategis yang sering
dimanfaatkan para pelaku untuk mengangkut satwa ilegal.
"Ya, dengan koordinasi yang kuat antara pihak
berwenang, masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya melindungi fauna
Indonesia dari ancaman perdagangan ilegal, yang tidak hanya merugikan
lingkungan tetapi juga ekosistem yang lebih luas," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Flight Marison Guciano menduga Lampung hanya menjadi tempat transit
bagi burung burung ini sebelum dikirim ke Jawa.
"Pasar burung terbesar masih di Jawa. Permintaan di
Jawa sangat tinggi. Lampung hanya transit sebelum mereka diselundupkan ke Jawa
melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan," tuturnya.
Marison mengatakan masifnya penyelundupan burung liar
Sumatera ke Jawa harus mendapatkan perhatian semua pihak.
"Ini tidak bisa dianggap sepele. Populasi banyak
jenis burung Sumatera telah menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Beberapa
jenis bahkan sudah menghilang dari alam liar. Hal ini tentu sangat
mengkhawatirkan" ungkapnya.
Dalam lima tahun terakhir, Flight mencatat lebih dari 200
ribu burung liar Sumatera telah diselamatkan dari upaya penyelundupan ke Jawa.
(*)
Comments